Breaking News

Pilkada NTB Ajang Adu Program dan Ide Bukan Adu Hujatan dan Saling Bully

Ketua koalisi Tedes Beaq Abdul Hakim meminta pendukung calon kepala daerah untuk saling menghormati

Garis Merah - Semakin mendekati hari pendaftaran bagi bakal calon kepada daerah di NTB tahun 2024 pada bulan Agustus, konstelasi politik di NTB semakin memanas. 

Tidak sedikit para pendukung salah satu calon melakukan black campain terhadap calon yang tidak didukung. Bahkan isu Sara mulai dimainkan. 


Seperti dkketahui sejumlah nama di gadang gadang bakal meramaikan bursa bakal calon Gubernur NTB dalam perhelatan pesta demokrasi lima tahunan tersebut. 

Diantara nama yang mencuat pada bursa Pilgub NTB 2024 adalah Zulkieflimansyah petahana yang dipasangkan dengan mantan Bupati Lombok Tengah dua periode Suhaimi FT. Selain itu tiga nama besar juga masuk dalam bursa pencalonan yaitu Hj. Sitti Rohmi Djalilah petahana Wakil. Gubernur yang dipasangkan Bupati KSB H. W Musyafirin, kemudian Mantan Dubes Turki asal Kauman Lombok Tengah Muhammad Iqbal yang dipasangkan bersama Bupati Bima Indah Damayanti Putri dan terakhir mantan PJ Gubernur NTB H. Lalu Gita Ariadi yang dipasangkan dengan Bupati Lombok Timur Kolonel TNI (Purn) HM. Sukiman Azmy. 

Beragam latar belakang dan asal para calon acapkali memunculkan sentimen kedaerahan. Potensi munculnya politik Sara dan politik identitas menjadi isu yang mulai digaungkan. Hal ini mejadi perhatian sejumlah pihak yang menginginkan Pilkada di NTB berlangsung sejuk dan damai. 

Ketua Koalisi Tedes Beaq, Abdul Hakim mengatakan, geliat Pilgub NTB yang sudah nampak dan terasa diharapkan tetap mengedepankan sikap saling menghargai dan santun antar tiap pendukung Bacalon. 

Bang Akim panggilan akrabnya mengatakan perhelatan Pilkada NTB semestinya menjadi ajang adu gagasan dan ide serta program. Bukan menjadi ajang saling serang black campain dan menebar fitnah dan hoax. 

"Pesta demokrasi lima tahunan ini seharusnya menjadi arena mengeluarkan ide gagasan program bagi rakyat, bukan malah dijadikan ajang saling menjatuhkan saling fitnah dan bully antar pendukung, Pilkada NTB harus berjalan aman dan lancar, semua elemen harus mendukung terciptanya pilkada yang damai di NTB," Ucapnya. 

Bang Akim yang juga Sespimda Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) NTB mengatakan, empat kandidat Bacalon yang ramai diperbincangkan di Pilgub NTB itu, semuanya merupakan putra dan putri terbaik NTB yang layak memimpin daerah ini lima tahun ke depan.

Ke empatnya, juga sudah terbukti dan teruji memiliki kapasitas kepemimpinan, serta punya modal basis dukungan masing-masing.

"Artinya baik itu pak Zul, Ummi Rohmi, Mamiq Gita, maupun Miq Iqbal, semuanya merupakan putra putri terbaik NTB. Boleh saja berbeda pendapat mendukung salah satunya, namun hendaknya komunikasi baik verbal maupun di media sosial antar pendukung tetap mengedepankan respek, santun dan saling menghargai. Toh, siapa pun yang terpilih, nantinya akan menjadi Gubernur untuk semua masyarakat NTB," ujarnya.

Bang Akim mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin dari visi dan misi yang ditawarkan, bukan dari aspek latar belakang yang cenderung menjurus ke SARA dan rasisme.

"Walau faktanya geo politik itu nyata, namun politik identitas harus kita hindari. Jangan ada lagi dikotomi Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, karena sejatinya Lombok dan Sumbawa ini bagian dari NTB," tegasnya.tegasnya(GM1) 

0 Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close