Deretan tabung oksigen di CV Bayu Bangun Sakti |
Garis Merah- Ketersediaan oksigen menjadi persoalan baru seiring meningkatnya kasus Covid-19 di NTB. Kepala Dinas Kesehatan NTB dr. Lalu Hamzi Fikri mengatakan ketersediaan oksigen di rumah sakit di NTB harus diwaspadai.
Fikri menyebut satu orang pasien Covid-19 yang dalam kondisi kritis atau High Flow Nasal Canul (HFNC) membutuhkan 20 sampai 30 tabung oksigen perhari.
"Kalau saya bilang ini warning atau lampu kuning ketersediaan oksigen di rumah sakit, dengan lonjakan kasus maka kebutuhan oksigen juga akan meningkat," ujarnya kepada awak media di Mataram, Senin (26/7).
Fikri memaparkan ketersediaan oksigen di NTB sebanyak 220 ton. Sementara penggunaan oksigen rata rata perbulan mencapai 80 sampai 160 ton namun jumlah ini bisa meningkat bila kasus covid-19 melonjak. Sementara penggunaan oksigen di rumah sakit perhari rata rata mencapai delapan ton.
Namun bila kasus covid-19 terus meningkatkan dan kondisi pasir kritis meningkat kebutuhan oksigen juga akan merangkak naik.
"Rata rata penggunaan oksigen perhari mencapai delapan ton, ini akan bertambah bila pasien kritis meningkat terlebih adanya varian baru juga," paparnya.
Sementara dua rumah sakit yang penggunaan oksigen nya tertinggi yakni Rumah Sakit Umum Provinsi NTB dan Rumah Sakit Daerah Kota Mataram.
"Penggunaan tertinggi saat ini RSUP NTB dan RSUD Kota Mataram, karena dua rumah sakit ini merawat paling banyak pasien covid-19," ulasnya.
Adapun langkah untuk mengantsipasi kekurangan oksigen ini dengan meminta rumah sakit lebih hemat dan penggunaan Non Invasive Ventilator (NIV) untuk membantu para pasien Covid-19.(GM1)
0 Komentar